Beranda | Artikel
Penjelasan Empat Kaidah Pokok (1)
Kamis, 10 Desember 2015

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Segala puji bagi Allah. Salawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada hamba dan utusan-Nya Muhammad, para sahabatnya, dan segenap pengikut setia mereka.

Amma ba’du.

Risalah Qawa’id Arba’ atau empat kaidah pokok adalah salah satu karya Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah. Selain risalah ini beliau juga menulis berbagai karya untuk menjelaskan aqidah Islam kepada manusia. Diantaranya adalah Kitab Tauhid, Tsalatsatul Ushul, Kasyfu Syubuhat, Fadhlul Islam, Nawaqidhul Islam, Masa’il Jahiliyah, dsb.

Di dalam risalah Qawa’id Arba’ ini penulis -Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab- menjelaskan kepada kita mengenai hal-hal yang mendasar dalam hal aqidah. Dengan membaca apa yang beliau sampaikan maka seorang muslim akan mengenal hakikat islam, mengenal tauhid, dan juga mengenal bahaya syirik dan bentuk-bentuk kesyirikan.

Para ulama telah memberikan keterangan dan penjelas (Syarah) atas risalah beliau ini dalam berbagai kesempatan, baik dalam bentuk ceramah ataupun tulisan. Diantara para ulama yang membahas risalah ini adalah Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Syaikh Shalih alu Syaikh, Syaikh Shalih al-Fauzan, Syaikh Abdurrahman bin Nashir al-Barrak, Syaikh Shalih al-Luhaidan, Syaikh Shalih as-Suhaimi, Syaikh Abdurrazzaq al-Badr, dan lain-lain.

Hal ini menunjukkan kepada kita betapa pentingnya kandungan risalah ini dalam pandangan para ulama, sehingga mereka pun membahas dan mengkajinya secara khusus dalam tulisan atau program kajian mereka. Oleh sebab itulah dalam rangka mengikuti jejak mereka, kami berusaha -dengan memohon taufik kepada Allah- untuk menyajikan keterangan-keterangan ulama yang berkaitan dengan isi kitab atau risalah yang sangat berharga ini. Semoga Allah memudahkannya dan menjadikan amal ini diterima di sisi-Nya.

quran3

Bagian 1.
Mukadimah Risalah

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Aku memohon kepada Allah Yang Maha Pemurah Rabb yang memiliki Arsy yang sangat agung semoga Allah melindungimu di dunia dan di akhirat, dan semoga Allah menjadikan kamu diberkahi dimana pun kamu berada. Dan semoga Allah menjadikan kamu termasuk orang yang apabila diberi nikmat maka dia bersyukur, apabila diberi cobaan maka dia bersabar, dan apabila berbuat dosa maka dia pun beristighfar. Karena sesungguhnya ketiga hal ini adalah tonggak kebahagiaan.

Penjelasan Para Ulama :

Syaikh Bin Baz rahimahullah menjelaskan, “Penulis -semoga Allah merahmatinya- memadukan di dalam risalah ini antara memberikan faidah/pelajaran dengan doa bagi kebaikan penimba ilmu. Hal ini merupakan bentuk sikap nasihat. Mendoakan taufik bagi penimba ilmu dan memberikan faidah kepadanya. Tidaklah diragukan apabila Allah mengabulkan doa ini bagi si penimba ilmu maka tentu dia akan berbahagia.” (lihat Syarh Syaikh Bin Baz, hal. 8)

Syaikh Shalih as-Suhaimi hafizhahullah berkata, “Mukadimah yang agung ini diawali oleh Syaikh yaitu dengan doa; ini adalah dianjurkan. Yaitu seorang muslim hendaknya berdoa di awal pelajarannya, di awal pembicaraannya, atau di awal ceramahnya, atau di awal kitabnya, atau di bagian penutupnya. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam pun melakukan hal ini. Beliau mendoakan kebaikan bagi kaum muslimin, dan beliau juga memberikan arahan kepada mereka kepada kebaikan dalam urusan mereka…” (lihat Syarh Syaikh Shalih as-Suhaimi, hal. 2)

Syaikh Muhammad Raslan hafizhahullah berkata, “Maka beliau memulai dengan doa ini, karena sesungguhnya apabila Allah telah melindungi seorang hamba di dunia dan di akhirat maka tidak akan ada perkara buruk yang bisa menimpa dirinya baik ketika di dunia ataupun di akhirat. Allah berfirman (yang artinya), “Allah adalah penolong bagi orang-orang yang beriman, Allah mengeluarkan mereka dari kegelapan-kegelapan menuju cahaya, sedangkan orang-orang kafir penolong mereka adalah thaghut.” (Al-Baqarah : 257).” (lihat Syarh Syaikh Raslan, hal. 8)

Syaikh Shalih alu Syaikh hafizhahullah berkata, “Doa ini adalah buah dari sifat rahmat/kasih sayang. Demikianlah semestinya sifat yang dimiliki seorang pengajar, seorang da’i, dan orang yang memerintahkan yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar. Hendaklah dia menjadi orang yang memiliki sifat kasih sayang terhadap manusia. Hendaklah dia menyayangi mereka. Sebagaimana yang disifatkan oleh Allah jalla wa ‘ala kepada Nabi-Nya ‘alaihis sholatu was salam (yang artinya), “Tidaklah Kami mengutus kamu melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia.” (Al-Anbiya’ : 107). Dan juga firman-Nya (yang artinya), “Kepada orang-orang beriman beliau adalah lembut lagi penyayang.” (At-Taubah : 128) (lihat Syarh Syaikh alu Syaikh, hal. 4)

Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata, “Apabila Allah melindungimu maka Allah akan mengeluarkanmu dari berbagai kegelapan -kegelapan syirik, kekafiran, keragu-raguan, dan penyimpangan- menuju cahaya iman, ilmu yang bermanfaat, dan amal salih. Allah berfirman (yang artinya), “Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah adalah penolong atas orang-orang yang beriman, dan sesungguhnya orang-orang kafir tidak ada penolong bagi mereka.” (Muhammad : 11).” (lihat Syarh Syaikh al-Fauzan, hal. 7)

bff1f97a-86f4-474e-8a7f-f2a141914705_169

Doa Keberkahan

Penulis -Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab- berkata, “Dan semoga Allah menjadikan kamu diberkahi dimana pun kamu berada.”

Syaikh Abdurrahman bin Nashir al-Barrak hafizhahullah menjelaskan, “Maksudnya adalah semoga Allah memberikan kepadamu keberkahan di tempat mana pun kamu berada. Dan hal ini merupakan salah satu pujian yang ditujukan oleh ‘Isa ‘alaihis salam kepada Rabbnya sebagaimana dalam ayat (yang artinya), “Dan Dia menjadikan aku diberkahi dimana pun aku berada.” (Maryam : 31).” (lihat Syarh Syaikh al-Barrak, hal. 8)

Syaikh Abdul Aziz ar-Rajihi hafizhahullah menjelaskan, “Orang yang diberkahi adalah yang kemanfaatannya meluas kepada orang-orang lain. Apakah itu dalam bentuk memberikan makanan kepada orang yang kelaparan atau meringankan beban urusan mereka dan memberikan bantuan untuk mereka.” (lihat Syarh Syaikh ar-Rajihi, hal. 5)

Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata, “Apabila Allah menjadikan anda diberkahi dimana pun anda berada maka ini adalah puncak cita-cita, dimana Allah berikan keberkahan pada umur anda, Allah berikan keberkahan pada rizki anda, Allah berikan keberkahan pada ilmu anda, Allah berikan keberkahan pada amal anda, Allah berikan keberkahan pada keturunan anda. Dimana pun anda berada keberkahan selalu menyertai anda, kemana pun anda berjalan. Ini adalah kebaikan yang sangat besar dan keutamaan dari Allah subhanahu wa ta’ala.” (lihat Syarh Syaikh al-Fauzan, hal. 8)

Syaikh Muhammad bin Hadi hafizhahullah berkata, “Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang diberkahi. Bahkan beliau adalah orang yang paling banyak keberkahannya disebabkan keluasan manfaat yang beliau berikan. Apabila Allah memberikan keberkahan pada dirimu wahai hamba, maka -yang paling pertama- Allah akan memberikan kepadamu manfaat yang banyak bagi dirimu sendiri dan -yang kedua- Allah juga akan menjadikan dirimu bisa memberi manfaat bagi manusia secara umum.” (lihat Syarh Syaikh Muhammad bin Hadi, hal. 9)

Syaikh Abdurrazzaq al-Badr hafizhahullah berkata, “Tidaklah seorang insan itu diberkahi dimana pun dia berada kecuali apabila pada setiap majelisnya dia menjadi sosok yang salih/baik dan mushlih/orang yang memperbaiki. Artinya dia salih pada dirinya; sehingga tidak muncul darinya keburukan, gangguan, ataupun perusakan, atau yang semisalnya. Dan dia juga harus menjadi orang yang memperbaiki, dalam artian bahwa pada setiap majelisnya maka yang didengar darinya adalah kebaikan, terdengar darinya kalimat yang baik, nasihat yang bagus, peringatan yang berfaidah, dan yang semisal dengannya.” (lihat Syarh Syaikh Abdurrazzaq, hal. 10)


Artikel asli: https://www.al-mubarok.com/penjelasan-empat-kaidah-pokok-1/